Cara Belajar Kurikulum Merdeka untuk Guru dan Institusi Pendidikan.
Dalam menghadapi krisis pembelajaran yang disebabkan oleh kesenjangan pendidikan dan dampak pandemi yang memengaruhi pembelajaran di satuan pendidikan, diperlukan perubahan sistemik melalui kurikulum. Perubahan kurikulum diharapkan dapat mempengaruhi kecepatan dan metode pengajaran yang memenuhi kebutuhan peserta didik.
Kurikulum Merdeka telah lahir sebagai solusi, dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam atau pembelajaran berdiferensiasi yang menawarkan konten yang lebih optimal agar peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep dan memperkuat kompetensi.
Sebelumnya, guru dan peserta didik terbatasi oleh kurikulum K-13 yang tidak fleksibel untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Namun, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik, salah satunya melalui proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Tentu saja, hal ini mengacu pada struktur kurikulum setiap satuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Selain memberikan konten, aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar bersama siswa di kelas juga melibatkan analisis kompetensi peserta didik sesuai dengan capaian pembelajaran, hingga berkomunikasi dengan orang tua untuk menyampaikan hasil asesmen.
Apakah itu Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka ialah hasil pengembangan kurikulum prototipe yang lebih fleksibel bagi pendidik dalam menerapkan pembelajaran yang mendalam sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta berfokus pada materi esensial dan penguatan karakter.
Ini bertujuan untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya profil pelajar pancasila. Berikut adalah karakteristik utama Kurikulum Merdeka:
- Fokus pada materi esensial
- Lebih banyak waktu untuk pengembangan karakter dan kompetensi melalui proyek penguatan profil pelajar pancasila.
- Jadwal pelajaran yang lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan
- Perangkat ajar yang lebih fleksibel bagi pendidik dengan dukungan materi pelatihan dan pengembangan kurikulum.
- Pendidik dapat menyusun kurikulum satuan pendidikan yang kontekstual sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka terdiri dari tiga tipe kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
- Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara berbeda-beda sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
- Pembelajaran kokurikuler berupa proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran antardisiplin yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
- Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.
Satuan pendidikan menetapkan kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik melalui penyusunan rencana pembelajaran. Selain itu, Kemendikbud juga memberikan rekomendasi struktur kurikulum untuk setiap satuan pendidikan selama satu tahun.
Pemahaman Terhadap Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik dalam setiap mata pelajaran berdasarkan fase di satuan pendidikan.
Fase pada capaian pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini penting bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk memahami fase perkembangan peserta didik.
Struktur Kurikulum di Satuan Pendidikan
Struktur kurikulum SMP terdiri dari satu fase yaitu Fase D untuk semua tingkatan kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX. Fase D terdiri dari pembelajaran intrakurikuler dan alokasi 25% dari total jam pelajaran per tahun untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Struktur kurikulum SMA terdiri dari dua fase yaitu Fase E untuk kelas X dan Fase F untuk kelas XI dan XII. Fase E dan F terdiri dari pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 30% total jam pelajaran per tahun.
Struktur kurikulum SMK telah disesuaikan dengan program keahlian dan terdiri dari dua bagian yaitu pembelajaran intrakurikuler dan 30% dari total jam pelajaran per tahun untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Tiga Tahapan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Dalam pelaksanaannya, semua pihak seperti Kepala satuan pendidikan, pendidik dan peserta didik harus memahami persiapan yang diperlukan, seperti guru membuat modul ajar, projek P5, dan alur tahapan pembelajaran hingga capaian pembelajaran.
Berikut adalah 3 langkah dalam pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka.
1. Penilaian Awal
Pendidik melakukan penilaian awal terhadap peserta didik untuk menganalisis potensi, karakteristik, kebutuhan, dan tahapan perkembangan siswa hingga capaian pembelajaran. Ini sebaiknya dilakukan pada awal tahun ajaran baru untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat.
2. Perencanaan
Berdasarkan hasil penilaian awal, pendidik dapat menyusun proses pembelajaran mulai dari alur tahapan pembelajaran, capaian pembelajaran, dan pengelompokan siswa berdasarkan tingkat kemampuan.
3. Pembelajaran
Pada proses pembelajaran, pendidik perlu melakukan penilaian formatif secara berkala untuk mengetahui kemajuan pembelajaran siswa dari metode pembelajaran yang diterapkan. Pada akhir pembelajaran, penilaian sumatif dapat digunakan untuk evaluasi menyeluruh apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan langkah pendidikan yang lebih mengedepankan kolaborasi antara pendidik dan peserta didik dengan dibuatnya sebuah kelompok dalam menerapkan keterampilan dan pengalaman nyata.
Ada 4 prinsip utama dalam proyek P5, yaitu Holistik, Kontekstual, Berorientasi pada Peserta Didik dan Eksploratif. Setiap topik didesain untuk memberikan kesempatan dan waktu bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan memperkuat karakter mereka.
Namun, dalam pelaksanaannya, lembaga pendidikan harus memberikan dukungan kepada guru dan peserta didik agar semua tahapan proyek dapat dicapai sehingga menghasilkan laporan yang dapat dievaluasi atau diambil tindakan.
Perangkat Ajar
Perangkat Ajara atau Modul pengajaran adalah alat bantu pengajaran yang dirancang untuk membantu guru dalam menerapkan kurikulum merdeka, dengan harapan bahwa proses pembelajaran akan menjadi lebih mendalam dan sesuai dengan prinsip pembelajaran yang sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyediakan modul pengajaran dan platform untuk guru berbagi modul pengajaran sebagai referensi, dan diharapkan bahwa pendidik dapat mengubahnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.