Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Dalam melakukan penulisan karya ilmiah semacam Disertasi, Tesis, Skripsi, Proposal Penelitian Makalah maupun lainnya yang sejenis, tentu ada pedeman - pedoman penulisan yang harus di ikuti.
Lalu bagaimana dan apa sajakah pedoman - pedoman penulisan karya ilmiah tersebut, berikut uraian singkatnya kami jabarkan di bawah ini!
1. Pengertian Karya Ilmiah
Lalu bagaimana dan apa sajakah pedoman - pedoman penulisan karya ilmiah tersebut, berikut uraian singkatnya kami jabarkan di bawah ini!
1. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah sebuah tulisan yang berisi suatu
permasalahan yang diungkapkan dengan metode ilmiah (Soeparno, 1997:51);
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar (Arifin, 2003:1). Artinya, pengungkapan
permasalahan dalam karya ilmiah itu harus berdasarkan fakta, bersifat objektif,
tidak bersifat emosional dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam baku dengan memperhatikan kaidah
EYD dan Pembentukan Istilah.
2. Sikap Ilmiah
Orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memiliki tujuh
macam sikap ilmiah. Ketujuah macam sikap ilmiah itu adalah : (1) sikap ingin tahu, (2) sikap kritis, (3) sikap terbuka,
(4) sikap objektif, (5) sikap rela menghargai karya orang lain, (6) sikap berani
mempertahankan kebenaran, dan (7) sikap menjangkau ke depan (Brotowidjoyo,
1985:33-34).
3. Jenis Karya Ilmiah
Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat
dibedakan atas lima macam, yaitu;
(1) makalah,
(2) laporan penelitian,
(3) skripsi,
(4) tesis, dan
(5) disertasi.
Makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik
secara langsung maupun tidak langsung; dapat berupa kajian pustaka/buku, kajian
suatu masalah, atau analisis fakta hasil observasi.
Laporan penelitian merupakan sebuah tulisan yang dibuat
setelah seseorang melakukan penelitian, pengamatan, wawancara,
pembacaan buku, percobaan, dan lain-lain.
Adapun skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis
oleh mahasiswa strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana;
tesis ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) untuk
memperoleh gelar magister;
disertasi ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) untuk
memperoleh gelar doktor.
Namun, untuk keperluan diklat ini, pembicaraan
selanjutnya akan difokuskan pada penulisan laporan penelitian.
4. Sistematika Laporan Penelitian
Komponen-komponen penting dalam laporan
penelitian dan muatan tiap-tiap bagian disusun dengan urutan sebagai berikut.
(1) Bagian awal
(a) Halaman sampul/judul
(b) Halaman Pengesahan (Jika diperlukan)
(c) Abstrak
(d) Kata pengantar
(e) Daftar isi
(f) Daftar tabel (jika ada)
(g) Daftar gambar (jika ada)
(2) Bagian pokok/utama
(a) Pendahuluan (berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian)
(b) Kajian pustaka, kerangka teoretik, dan pengajuan hipotesis (jika diperlukan)
(c) Metode penelitian
(d) Hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan
(e) Penutup (berisi simpulan, dan saran)
(3) Bagian akhir
(a) Daftar pustaka
(b) Lampiran-lampiran (jika ada)
5. Cara Penulisan Karya Ilmiah
5.1 Topik dan Judul
Kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah
menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa
yang akan dibahas dalam tulisan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan
beberapa hal, yaitu:
(1) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,
(2) topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
(3) topik itu dikenal dengan baik,
(4) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, dan
(5) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
Contoh: “Usaha kecil dan menengah” (terlalu luas)
“Pengembangan usaha kecil dan menengah” (terbatas)
Setelah diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang
dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan
dalam keseluruahan karangan yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama,
titel, atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin sama
dengan judul, tetapi mungkin juga tidak, misalnya dalan karya sastra. Namun,
dalam karya ilmiah judul harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul
harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
(1) judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
(2) judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh: Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( baik)
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu Dikembangkan (tidak baik)
(3) judul diusahakan singkat,
(4) judul harus dinyatakan secara jelas.
5.2 Abstrak
Abstrak berisi intisari menyeluruh tentang isi tulisan,
mulai dari judul, tujuan, metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak ditulis
dengan spasi tunggal. Untuk makalah, abstrak cukup satu paragraf, sedangkan
untuk laporan penelitian terdiri atas tiga paragraf yang masing-masing memuat
hal-hal di atas.
5.3 Kata Pengantar
Kata pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih, ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau
tidak langsung berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan permintaan
kritik dari pembaca demi perbaikan.
5.4 Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya
topik yang dibahas sehingga pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih
jauh dan pembahasannya. Oleh karena itu, dalam pendahuluan perlu dikemukakan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian.
5.5 Kajian Pustaka dan Kerangka Teoretik
Pengertian kajian pustaka dan kerangka teoretik itu berbeda.
Kajian pustaka berisi pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan
dengan topik penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah seperangkat teori
yang dipakai sebagai landasan penelitian. Oleh karena itu, pemecahan masalah
penelitian harus berlandaskan pada teori dan kajian terhadap hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Dari
kajian itu didapatkan jawaban sementara atas permasalahan yang telah
dirumuskan. Jawaban sementara tersebut biasa disebut hipotesis.
5.6 Metode Penelitian
Setelah kajian teoretik dirumuskan, langkah selanjutnya
adalah merumuskan metode yang dipakai dalam penelitian. Metode penelitian
tersebut meliputi apa atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih sampel dari
populasinya, data apa saja yang harus dikumpulkan dan dengan metode apa data
itu dikumpulkan, teknik analisis data yang manakah yang digunakan.
5.7 Pembahasan
Bagian ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data
yang yang telah dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat mendukung
kesahihan hasil analisis. Dan, kecermatan analisis dan pemaknaan data sangat
menentukan kualitas hasil kajian.
5.8 Simpulan
Simpulan merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan
masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus
menjawab permasalahan dan harus sesuai dengan tujuan.
6. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Ketentuan-ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan
karya ilmiah meliputi (1) penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3)
penomoran, (4) penulisan sumber rujukan atau referensi, dan (5) penulisan
daftar pustaka.
6.1 Penggunaan Kertas
Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, berat
80 gram, dan berukuran kuato (21.5 x 28 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.
6.2 Teknik Pengetikan
1) Penggunaan Huruf
Naskah karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times
New Roman 12) dan dengan pita atau tinta berwarna hitam.
2) Jarak Spasi
Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali
abstrak, terusan nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul
grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris harus diketik
dengan jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka
diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan penulisan antarsumber dalam daftar
pustaka deketik dengan jarak dua spasi.
3) Batas Tepi Pengetikan
Batas tepi pengetikan adalah sebagai berikut.
(1) Tepi atas : 4 cm
(2) Tepi bawah : 3 cm
(3) Tepi kiri : 4 cm
(4) Tepi kanan : 3 cm
4) Penulisan Judul, Bab, dan Subbab
Penulisan judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti
ketentuan berikut ini.
- Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan angka romawi.
- Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak diakhiri tanda baca apa pun.
5) Penulisan Paragraf Baru
Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari
tepi kiri atau dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali
lipat.
6) Penulisan Nama
Penulisan nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh
karangan maupun yang dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan
berikut ini.
- Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama pokoknya. Misalnya, “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya “Sudargo”.
- Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau lebih ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti nama depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi “Sudargo, Ahmad”.
- Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
- Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
- Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.
7) Penulisan Tabel dan Grafik
Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.
- Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
- Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
- Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
- Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
- Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.
6.3 Sistematika Penomoran
Sistematika penomoran mengikuti ketentuan berikut:
- Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua cara.
- Cara Pertama
- Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti satu kurung, dan seterusnya.
- Cara kedua
- Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
- Penomoran halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.
- Penomoran halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman pengantar, dan halaman daftar isi menggunakan angka romawi kecil ( i, ii, iii, iv, v, vi, dst.) dan diletakkan pada bagian bawah tengah.
- Penulisan daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
- Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di tepi sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atausubbab yang bersangkutan.
6.4 Penulisan Sumber/Referensi
Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam
naskah karya ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
- Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan, sedangkan tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
- Contoh:
- Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain (Bratawidjaja, 1995:5).
- Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor halaman yang diacu.
- Contoh:
- Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.
6.5 Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
daftar pustaka:
- daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
- daftar pustka disusun secara alfabetis (menurut abjad),
- gelar penulis tidak dicantumkan.
Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan
artikel, dan penulisan publikasi lain.
1) Buku
Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti
urutan: (1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku,
(4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan
tanda “titik”, kecuali di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan
tanda “titik dua”. Judul buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis
dengan huruf kapital, kecuali kata depan.
Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan.
1992. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang
Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
2) Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan
(1) nama pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah,
(5) volume atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama
penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah
dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara
nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau halaman
digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan
tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam
Pendidikan”. dalam Diksi, No.4, Tahun II, halaman 67-82.
Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
3) Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan
Organisasi Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah,
Lembaga-lembaga ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan:
(1) lembaga yang bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun
penerbitan, (3) judul tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang
Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
7. Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang
digunakan oleh para cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut.
- Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu, penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
- Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
- Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
- Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
- Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung, pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
- Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
- Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
- Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.
Untuk lebih jelasnya silakan baca buku panduan penulisan karya ilmiah dari UPI di sini - Download
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti., Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan.
1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan
Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Brotowidjoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan
Ilmiah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Effendi, S. 1987. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa. Ende: Nusa Indah.
Parera, J.D. 1982. Menulis Tertib dan Sistematis. Jakarta:
Erlangga.
Ramlan,M. dkk. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang
Benar.Yogyakarta: Andi Offset.
Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 1997. Bahasa
Indonesia untuk Ekonomi. Yogyakarta: Ekonisia.